Selasa, 30 April 2013

Tugas 2 Kesehatan Mental


Teori Psikoanalisa

1.      Biografi Carl Jung
Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 juli 1875 di Kesswil, sebuah kota di Danau Constance Swis. Ayah Jung, Johann Paul Jung, seorang pejabat dalam pembentukan gereja swis. Ibunya, Emilie Preiswerk Jung, adalah anak dari ahli teologi.orang tua Jung mempunyai tiga orang anak. Seorang putra lahir sebelum Carl, hanya bertahan hidup selama tiga hari dan seorang putri yang usianya lebih muda sembilan tahun dari Jung. Jadi, pada tahun-tahun awal kehidupannya Jung merupakan anak satu-satunya.
Profesi pertama yang dipilih oleh Jung adalah arkeologi, tetapi ia juga tertarik pada bidang filologi, sejarah, filsafat, dan ilmu alam. Terlepas dari latar belakang kebangsawanannya Jung tidak memiliki banyak sumber keuangan. Oleh karena itu, Jung terpaksa bersekolah di dekat rumahnya dan masuk Universitas Basel. Pada tahun pertama Jung disekolah kedokteran, ayahnya meninggal dunia dan meninggalkan Jung dalam pengasuhan ibu dan saudara perempuannya. Setelah memperoleh gelar kedokteran pada tahun 1900 dari Universitas Basel, Jung menjadi asisten psikiater Eugene Bleuler di Rumah Sakit Jiwa Burgholtzi di Zurich. Pada tahun 1902-1903 Jung belajar selama enam bulan di Paris bersama Pierre Janet, yang merupakan penerus Chacot. Ketika kembali ke Swiss di tahun1903 Jung menikahi Emma Rauschenbach, wanita muda dari keluarga Swiss yang terpandang. Meskipun Jung sering bepergian untuk mempelajari kepribadian, ia tetap warga negara Swiss yang berkarya di Kusnacht, dekat Zurich. Ia dan istrinya yang dulunya juga seoranf analis, memiliki lima orang anak yaitu empat putri dan satu putra. Dulunya Jung beragama kristen, tetapi tidak pernah ke gereja. Hinya antara lain mengukir kayu, memotong batu, berlayar di Danau Constance. Jung juga menjaga minatnya pada kimia, arkeologi, Gnostisisme, filsafat timur, sejarah, agama, mitologi dan etnologi
Pada tahun1944 Jung mengajar psikologi kedokteran di Universitas Basel. Akan tetapi karena kesehatannya memburuk, ia harus mengundurkan diri di tahun berikutnya. Setelah kematian istrinya di tahun 1955 ia banyak menghabiskan waktu sendirian sebagai “pria tua bijak dari Kusnach”. Setelah ia meninggal, reputasi Jung sudah mendunia tidak hanya di bidang psikologi, tetapi juga bidang filsafat, agama, dan kebudayaan populer.

2.      Tahap Perkembangan Menurut Carl Jung
Jung mengkategorikan perkembangan menjadi empat periode utama, yaitu masa kanak-kanak, masa muda, masa pertengahan dan masa tua. Ia membedakan perjalanan setiap tahapan itu dengan perjalanan ke matahari melewati langit, dengan kecerahan matahari diibaratkan sebagai faktor kesadaran.
a.       Masa Kanak-kanak
Jung membagi periode ini menjadi 3 bagian yaitu anarkis, monarkis, dan dualistis. fase anarkis anarkis dikarateristikan dengan banyaknya kesadaran yang kacau dan sporadis. “pulau-pulau kesadaran” mungkin akan tampak, tetapi sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali hubungan di atara pulau-pulau kecil ini. Pengalaman pada fase anarkis terkadang masuk ke kesadaran sebagai gambaran yang primitif yang tidak mampu digambarkan secara akuat.
Fase monarkis dari usia ini dikarakterisasikan dengan perkembangan ego dan mulainya masa berpikir secara logis dan verbal. Pada kurun waktu ini, anak-anak akan melihat dirinya sendiri secara objektif dan kerap mendeskripsikan diri mereka sebagai orang ketiga. “pulau-pulau kesadaran” akan berkembang semakin besar, lebih banya dan lebih dihuni oleh ego primitif, walaupun ego dipersepsikan sebagai objek dan belum disadari sebagai penerima.
Fase dualistis pada saat ego terbagi menjadi objektif dan subjektif. Sekarang anak-anak menyadari dirinya sendiri sebagai orang pertama dan mulai sadar akan eksistensinya sebagai individu yang terpisah.

b.      Masa Muda
Periode ini ditandai dari pubertas sampai dengan masa pertengahan disebut dengan masa muda. Anak muda mencoba bertahan untuk mencapai kebebasan fisik dan psikis dari orang tuanya, mendapatkan pasangan, membangun keluarga, dan mencari tempat di dunia ini. Menurut jung masa muda seharusnya menjadi periode ketika aktivitas meningkat, mencapai kematangan seksual, menumbuhkan kesadaran dan pengenalan bahwa dunia dimana tidak ada masalah, seperti pada waktu kanak-kanak sudah tidak ada lagi.

c.       Masa Pertengahan (paru baya)
Jung percaya bahwa masa pertengahan atau paruh baya berawal di usia 35-40 tahun pada saat matahari telah melewati tengah hari dan mulai berjalan menuju terbenam. Walaupun penurunan ini dapat menyebabkan sejumlah orang di usia ini meningkat kecemasanna, tetapi fase ini juga merupakan sebuah fase yang potensial. Jika orang di masa pertengahan dapat memegang teguh nilai moral dan sosial pada masa kecilnya, maka mereka dapat menjadi kokoh dan fanatik dalam menjaga ketertarikan fisik dan kemampuannya. Kesehatan psikologis mereka tidak dipengaruhi oleh sukses dalam bisnis, prestise, dalam lingkungan, atau kepuasan dalam kehidupan keluarga. Mereka harus menatap kedepan dengan harapan dan antisipasi, menyerahkan gaya hidup mas muda, dan menemukan arti baru dalam masa pertengahan,

d.      Masa Tua
Pada saat masa tua atau lanjut usia menjelang, orang akan mengalami penurunan kesadaran, seperti pada saat matahari berkurang sinarnya di waktu senja. Jika orang merasa ketakutan dengan kehidupan di fase sebelumnya maka hampir bisa dipastikan mereka akan takut dengan kematian pada fase hidup berikutnya. Jung percaya bahwa kematian adalah tujuan dari kehidupan dan hidup hanya bisa dipengaruhi saat kematian terlihat.






Teori Humanistik

1.      Biografi Maslow
            Abaraham Harold Maslow mempunyai masa kecil yang paling kesepian dan paling menderita. Dilahirkan di Manhattan, New York, pada 1 April 1908, Maslow adalah anak tertua dari tujuh bersaudara dari pasangan Samuel Maslow dan Rose Schilosky Maslow. Pada masa kecilnya Maslow dipenuhi dengan perasaan malu, rendah diri dan depresi yang kuat. Maslow tidak terlalu dekat dengan salah satu orang tuanya, tetapi ia tidak keberatan dengan ayahnya yang sering kali tidak ada disampingnya, ayahnya adalah seorang imigran keturunan Rusia-Yahudi yang bekerja mempersiapkan barel/tong. Akan tetapi, kepada ibunya Maslow merasakan kebencian dan kemarahan yang besar, tidak hanya pada masa kecilnya, tetapi juga hingga hari kematian ibunya yang hanya berjarak beberapa tahun sebelum kematian Maslow  sendiri.
            Ketika menjadi mahasiswa di City College, Maslow mendapat nilai baik di mata kuliah filosofi dan mata kuliah lain yang menarik minatnya. Akan tetapi, di mata-mata kuliah yang tidak ia sukai, ia mendapatkan nilai yang buruk sehingga ia harus menjalani masa percobaan akademis. Setelah tiga semester, ia pindah ke Cornell University di bagian utara New York. Setelah menjalani satu semester di Cornell, Maslow kembali ke City Collage of New York, kali ini alasannya adalah untuk bisa dekat dengan Bertha. Setelah terjadi sebuah peristiwa keberuntungan, tak lama kemudian Abe dan Bertha menikah, tetapi setelah berhasil mengatasi penolakan orang tuanya.
            Kehidupan Maslow diwarnai dengan rasa sakit, baik fisik maupun psikologis. Pada masa remaja, ia adalah orang yang sangat pemalu, tidak bahagia, terisolasi, dan tidak menyukai dirinya sendiri. Pada tahun-tahun kebelakang ia sering berada dalam keadaan kesehatan fisik yang kurang baik, mengalami beberapa penyakit, termasuk masalah jantung yang kronis. Pada jurnal terakhirnya pada tanggal 7 mei 1970, sebulan sebelum kematiannya, ia mengeluh tentang orang-orang yang mengharapkannya untuk menjadi pemimpin dan pembicara yang pemberani. Ia menulis : “ saya tidak mempunyai mental ‘pemberani’. Keberanian saya adalah cara untuk mengatasi segala bentuk kegugupan, kesopanan, kelembutan, sifat pemalu dan hal ini selalu membuat saya lebih ceoat lelah, tertekan, khawatir, dan sulit tidur”

2.      Teori Kepribadian Menurut Maslow
Teori kepribadian menurut maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar yang mengenai motivasi. Pertama, Maslow mengadopsi sebuah pendekatan menyeluruh pada motivasi. Yaitu, keseluruhan dari seseorang, bukan hanya satu bagian atau fungsi, termotivasi. Kedua, motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari bebrapa hal, yang berarti bahwa tingkah laku seseorang dapat muncuk dari beberapa motivasiyang terpisah. Contohnya, keinginan untuk berhubungan seksual dapat termotivasi tidak hanya oleh adanya kebutuhan yang berkaitan dengan alat kelamin, tetapi jika oleh kebutuhan akan dominasi, kebersamaan, cinta, dan harga diri. Asumsi yang ketiga adalah bahwa orang-orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan. Ketika sebuah kebutuhan terpenuhi, biasanya kebutuhan tersebut berkurang kekuatan untuk memotivasinya digantikan oleh kebutuhan lain. Asumsi lainnya adalah bahwa semua orang di manapun termotivasi oelh kebutuhan dasar yang sama. Bagaimana cara orang-orang di kultur yang berbeda-beda memperoleh makanan, membangun tempat tinggal, mengekspresikan pertemanan, dan seterusnya bisa bervariasi, tetapi kebutuhan dasar untuk makanan, keamanan, dan pertemanan merupakan kebutuhan yang berlaku umum untuk semua spesies.
Hierarki Kebutuhan

            Konsep Hierarki Kebutuhan yang diungkapkan Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level tinggi menjadi hal yang memotivasi. Maslow mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan berikut berdasarkan potensi dari masing-masing fisiologis.
1.      Kebutuhan Fisiologis
Termasuk didalamnya yaitu makanan, air , oksigen mempertahankan tubuh dan lain sebagainya.
2.      Kebutuhan akan Rasa Aman
Yang termasuk didalamnya yaitu keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam.
3.      Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan
Seperti keinginan untuk berteman, keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga.
4.      Kebutuhan akan Penghargaan
Kebutuhan ini mencakup penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan, dan pengetahuan yang orang lain hargai.
5.      Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin.
6.      Kebutuhan Estetika
Tidak bersifat universal akan tetapi, setidaknya beberapa orang di setiap kultur seperti termotivasi oleh kebutuhan akan keindahan dan pengalaman yang menyenangkan.
7.      Kebutuhan Kognitif
Keinginan untuk mengetahui, untuk memecahkan misteri, untuk memahami, dan untuk menjadi penasaran.
8.      Kebutuhan Neurotik
Kebutuhan ini biasanya bersifat reaktif, yaitu berperan sebagai kompensasi atas kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi.










Teori Behavioristik

1.      Biografi Skinner
Burrhus Frederic Skinner lahir pada 20 maret 1904 dan tinggal disebuah kota kecil di Susquehanna, Pennsylvania. Anak pertamma dari pasangan William Skinner dan Grace Mange Burrhus Skinner. Ayahnya adalah seorang pengacara dan politisi ternama, sementara ibunya adalah ibu rumah tangga yang merawat kedua anak mereka. Skinner tumbuh dalam sebuah rumah yang nyaman, bahagia dan berada dalam kelas sosial ekonomi menengah ke atas. Saat masa kanak-kanak, skinner memiliki kecenderungan terhadap bidang musik dan sajak. Sejak usia dini, ia sangat berminat untuk menjadi penulis profesional. Di akhir tahun kegelapan yang gagal ini, Skinner dihadapkan dengan suatu tugas untuk mencari karier baru. Ia pun tertarik dengan psikologi setelah membacs beberapa hasil studi dari Watson dan Pavlo, ia kemudian memutuskan menjadi pakar behaviorisme. Ia tidak pernah melepaskan keputusan ini dan memasukkan dirinya sepenuh hati kedalam behaviorisme radikal. Walaupun skinner tidak pernah mengambil kuliah psikologi dalam program sarjananya.


2.      Teori Kepribadian Menurut Skinner
Skinner bekerja dengan tiga asumsi dasar, dimana asumsi pertama dan kedua pada dasarnya menjadi psikologi pada umumnya, bahkan menjadi asumsi semua pendekatan ilmiah:
Tingkah laku itu mengikuti hukum tertentu (Behavior is lawful). Ilmu adalah usaha untuk menemukan keteraturan, menunjukkan bahwa peristiwa tertentu berhubungan secara teratur dengan peristiwa lain.
Tingkah laku merupakan hasil pengaruh timbal balik dari variable-variabel tertentu yang dapat diidentifikasikan, yang sepenuhnya menentukan tingkah laku. Tingkah laku individu seluruhnya merupakan hasil dari dunia objektif. Asumsi bahwa seluruh tingkah laku berjalan menurut hukum jelas mengandung implikasi tentang kemungkinan mengontrol tingkah laku. Skinner tidak banyak tertarik pada aspek-aspek tingkah laku yang sangat sukar berubah, misalnya aspek-aspek tingkah laku yang terutama dikuasai oleh warisan hereditas.
Tingkah laku dapat diramalkan (Behavior can be predicted). Ilmu bukan hanya menjelaskan tetapi juga meramalkan. Bukan hanya mengenai peristiwa masa lalu tetapi juga masa yang akan datang. Teori yang berdaya guna adalah yang memungkinkan dapat dilakukannya prediksi mengenai tingkah laku yang akan datang dan menguji prediksi itu.
Tingkah laku dapat dikontrol (Behavior can be controlled). Ilmu dapat melakukan antisipasi dan menentukan/membentuk tingkah laku seseorang. Skinner bukan hanya ingin tau bagaimana terjadinya tingkah laku, tetapi Skinner sangat berkeinginan memanipulasinya.
Skinner menganggap kemampuan memanipulasi kehidupan dan tingkah laku manusia-keberhasilan mengontrol kejadian atau tingkah laku manusia merupakan bukti kebenaran suatu teori. Lebih penting lagi tingkah laku manusia harus dikontrol karena Skinner yakin manusia telah merusak dunia yang di tinggalkannya dengan memakai ilmu dan teknologi dalam memecahkan masalahnya.


sumber dari :


Feist, J & Feist (2010). Teori Kepribadian, edisi 7. Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika
Feist, J & Feist (2010). Teori Kepribadian, edisi 7. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika


0 komentar:

Posting Komentar