Tugas
3
PSIKOLOGI
KESEHATAN MENTAL
NAMA
: Septia Nurmila
NPM : 16511681
KELAS : 2PA06
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
STRESS
Stress adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya,
stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress
disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut
strain.
Menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi
lingkungannya.
Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress
dapat diartikan sebagai:
Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual
dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan
(lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan
psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang.
Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi
oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu
konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau
peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada
seseorang.
Stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental dan
emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif
ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi
stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang
dihadapinya.
1. Introvert
dan Ekstrovert
Konsep tipe kepribadian
ekstrovert dan introvert pertama sekali dikemukakan oleh Carl Gustaf Jung. Jung
mengungkapkan konsep jiwa sebagai dasar
pembagian tipe kepribadian.
Konsep sikap jiwa dijelaskan sebagai arah daripada
energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia
terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis itu dapat ke luar ataupun ke
dalam, dan arah orientasi manusia terhadap dirinya, dapat keluar ataupun ke
dalam. Jadi, berdasarkan sikap jiwa tersebut manusia digolongkan jadi dua tipe
yaitu: manusia yang bertipe introvert dan manusia yang bertipe ekstrovert.
Berdasarkan MBTI (dalam Kevin, 1993) dapat diuraikan
ciri-ciri tipe kepribadian Jung tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Ciri Kepribadaian Ekstrovert :
· Senang
berbicara
· Mudah
menjalin hubungan dengan orang lain
· Mudah
mengekspresikan perasaan
· Senang
menceritakan pengalaman kepada orang lain
· Senang
melakukan pembicaraan dengan orang lain
· Aktif
dan enerjik
· Lebih
banyak berbicara daripada mendengar
· Mudah
untuk mengekspresikan pendapat tentang suatu hal
· Senang
memberi pendapat secara aktif dari pada hanya memikirkan saja
Ciri Kepribadian Introvert :
· Senang
berdiam diri
· Lebih
senang berpikir
· Suka
menarik diri
· Berhenti
sejenak jika sedang merasa ragu-ragu
· Suka
mengekpresikan dengan cara lain jika ingin mendeskripsikan sesuatu
· Sering
menahan rasa senang, sedih di dalam hati
· Menyatakan
diri secara perlahan-lahan
· Lebih
memilih menahan ide didalam pikiran sendiri
· Sering
menahan emosi
2. Fleksibel
dan Rigid
Fleksibilitas
(Flexibility) adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja dengan efektif
dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok.
Fleksibilitas membutuhkan kemampuan memahami dan menghargai pandangan yang
berbeda dan bertentangan mengenai suatu isu, menyesuaikan pendekatannya karena
suatu perubahan situasi, dan dapat menerima dengan mudah perubahan dalam
organisasinya. Tipe orang yang feksibel adalah mereka yang selalu tepat
mengkondisikan diri, dimana mereka ada, mudah menyesuaikan diri, luwes, dan
tidak kaku. mudah bergaul dengan lingkungan tetapi tetap memiliki idealisme.
Rigid adalah ketidak
mampuan beradaptasi dengan cenderung terlihat kaku pada saat beradaptasi dengan
lingkungan. Tipe orang yang terlihat kaku, tidak luwes dan sulit untuk bergaul.
Sehingga stress akan mudah datang karna tidak adanya keterbukaan terhadap orang
lain.
3. over
activity/agresif
Pribadi yang over
activity adalah mereka yang terlalu agresif dalam menuangkan segala suasana
hati, bahkan sampai berlebihan dalam menghadapi kondisi lingkup sosial. Agresif
adalah tingkah laku baik verbal maupun
fisikal yang ditujukan kepada orang lain dan kepada harta benda orang lain
dengan tujuan menyakiti, merusak dan menghancurkan.
4. Kecakapan
Pribadi yang sehat tentu memiliki kecakapan dalam menyesuaikan diri, tidak
hanya sekedar itu ia memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan sehat,
berkualitas, dan tidak kaku dalam segala kondisi. Penyesuaian diri yang baik
serta mampu beradaptasi dengan lingungan secara cepat.
5. Nilai
dan kebutuhan:
Sosialisasi ; bagaimana manusia atau pribadi
bersosialisasi dan beriteraksi dengan masalah sebagai sesuatu kebutuhan sebagai
mahluk sosial yang membutuhkan orang lain, dalam menyelesaikan masalah, gotong
royong dan sebagainya.
Adaptasi : manusia tentu harus beradaptasi dengan
lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan atau agar ia bisa diterima dalam
lingkungan kemasyarakatan.
Internalisasi : Internalisasi adalah penghayatan
terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan
kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan
perilaku
6. Reaksi
stress : flight or fight
Reaksi
terhadap stress seringkali diungkapkan dengan berbagai bentuk perilaku, atau
bagaimana manusia tersebut menyikapi stress, tentulah sebagai pribadi yang
sehat, akan menyikapinya dengan menghadapi dan berusaha menyelesaikannya, bukan
menghindar dan menjauhinya yang justru dimasa yang akan datang bisa muncul
kembali masalah yang sama. Reaksi stress flight yaitu energi penyesuaian
terkuras dan individu tersebut tidak dapat mengambil dari berbagai sumber untuk
penyesuaian. Akan timbul gejala penyesuaian diri seperti sakit kepala, bisul,
kolistis, bahkan kematian dapat terjadi .
Sedangkan fight reaksi
stress yang pada tahap ini individu mencoba berbagai macam mekanisme
penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah. Apabila proses fisiologis
telah teratasi maka gejala-gejala stres akan menurun, tubuh akan dengan cepat
normal kembali karena ketahanan tubuh ada batasannya untuk beradaptasi.
7. Teknik
penenagan fikiran
·
Meditasi : Menurut penelitian meditasi
selama 15 menit dapat menurunkan level stress sebanyak 25 persen.
·
Autogenik : Relaksasi jenis ini
dilakukan dengan menggunakan kedua bayangan visual dan kesadaran tubuh untuk
mengurangi stres. Seseorang dapat mengulangi kata-kata atau saran dalam pikiran
untuk merilekskan dan mengurangi ketegangan otot. Lakukan latihan ini
secara teratur dan anda akan merasakan manfaatnya terhadap kondisi fisik dan
psikis anda. Latihan ini sebaiknya dilakukan dalam kondisi yang tenang serta
perlahan-lahan. Selama latihan, anda perlu tetap konsentrasi. Jika ada pikiran
lain yang datang, biarkan saja namun tetap konsentrasi pada instruksi.
·
Neuromuscular : Suatu program yang
terdiri dari latihan-latihan yang sistematis yang melatih otot dan
komponen-komponen sistem saraf yang mngendalikan aktivitas otot. Dalam bahasa
indonesia Neuro adalah saraf yang berfungsi menerima sensor dan muskeler adalah
otot sebuah jaringan dalam tubuh.
8. Pengalaman
stress positif dan negatif
Pengalaman
stress positif yang saya pernah alami pada saat saya menghadapi perlombaan
menari. Saya merasa stress karna perlombaan akan dilaksanakan sedangkan saya
hanya latihan dengan waktu yang tidak lama dan tidak ada persiapan. Selama saya
mengalami stress memikirkan apa yang saya lakukan, apakah saya bisa, dan saya
takut tarian saya tidak bagus seperti yang lain saya jadi memakan makanan yang
porsinya tidak seperti biasanya, sehingga saya terlihat gemuk selama menjelang
paerlombaan tersebut.
Pengalaman
stress negatif yang saya pernah alami yaitu pada saat saya menjelang ujian,
saya selalu merasa takut bukan karena takut terhadap soalnya tapi takut apakah
saya bisa mengerjakan dengan benar dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Selama
hari-hari menjelang ujian saya sakit karna pikiran yang selalu terfokus kepada
ujian. Sehingga makan saya tidak teratur dan saya terkena penyakit vertigo
karena pola makan yang tidak teratur.
sumber :
http://www.psychologymania.com/2012/05
http://www.psychologymania.com/2012/06
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2175756