Perusahaan ponsel pintar makin lama makin
ditinggal oleh penggemarnya. Sepertinya perusahaan ini mempunyai pesaing
ketat. Pada tahun 2000-an ponsel ini
dianggap ponsel yang paling canggih, sekarang kecanggihan tersebut seakan pudar.
Rencananya perusahaan ini akan meluncurkan produk terbarunya, namun setelah
melihat perkembangan jaman yang semakin meningkat dan kecanggihan ponsel lain
lebih menarik, perusahaan mengundurkan peluncuran ponsel terbarunya. Memang,
dilihat dari kualitasnya ponsel ini hanya punya 1 kelebihan namun ponsel dengan
merk ternama lainnya lebih unggul kualitasnya dengan posel tersebut. Sehingga
masyarakat lebih menarik menggunakan ponsel yang lebih canggih.
Menurut saya kualitas ponsel ini
cukup, namun sepertinya perusahaan ini tetap tidak mau berevolusi dengan
meluncurkan fitur-fitur yang lebih menarik masyarakat. Perusahaan hanya terpaku
dengan 1 kelebihan yang dimiliki dari ponsel ini, sehingga perusahaan lain
lebih mempunyai keberanian untuk meluncurkan ponsel dengan kualitas yang lebih
menarik. Seharusnya manajemen produksi harus selalu melihat perkembangan
teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat jangan melihat dari satu sisi
keunggulannya namun bisa mencoba hal yang baru demi kemajuan perusahaan. Kebanyakan
masyarakat memilih membeli ponsel tersebut dikarenakan fitur-fiturnya lebih
menarik, dari segi kegunaannya, dan dari segi produknya. Meskipun harga ponsel
tersebut lebih mahal dari pada ponsel ini, masyarakat tidak perlu memikirkan
panjang untuk membeli ponsel yang lebih baik, nyaman, dan membuatnya tidak
bosan.
KASUS II :
KASUS II :
Perusahaan elektronik asal Jepang diprediksi akan
kembali merugi dikarenakan keuangan yang berakhir pada Maret 2013 nanti. Hal
tersebut meleset dari perkiraan awal tahun keuangan lalu yang memproyeksikan
akan menghasilkan laba Rp 6 triliun tahun ini. Kerugian tersebut dipicu oleh
permintaan elektronik di Jepang yang semakin menurun. Keputusan tersebut juga
telah mengakibatkan restrukturisasi di sektor lain tahun lalu. Sektor tersebut
dianggap tidak menguntungkan lagi untuk perusahaan elektronik ini. Selain itu,
perusahaan tersebut juga menerima beban pajak yang tinggi yaitu JPY 412,5
miliar atau sekitar Rp 49,6 triliun.
Menurut saya perusahaan tersebut kurang
memperhatikan masalah keuangan perusahaan. Manajemen keuangan perusahaan
elektronik ini juga tidak bisa mengatur bagaimana seharusnya perusahaan ini
agar tidak sampai kekurangan dana dalam mengelolah atau memproduksi produk yang
canggih. Jangan hanya dengan perkiraan tapi harus benar-benar teliti mengelolanya. karena jika dengan perkiraan maka hasilnya juga tidak pasti tetap berjaya atau tidak perusahaan tersebut.
sumber : 10 perusahaan yang bangkrut www.sumbermerdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar